LUCKNOW: Seorang ulama di Lucknow pada hari Senin menolak klaim sutradara film Malayalam Ali Akbar bahwa seorang ‘ustad’ (master) telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
“Saya menolak tuduhan sutradara film Malayalam. Saya melihat ini sebagai konspirasi untuk mencemarkan nama baik lembaga Islam, karena harus diingat bahwa di lembaga Islam ini penekanannya adalah pada disiplin dan pendidikan akhlak. Saya kira itu konspirasi untuk mempengaruhi citra positif Madrasah-madrasah ini,” kata Khalid Rashid Firangi Mahali kepada ANI.
“Saya ingin tegaskan bahwa tidak ada pelecehan seksual di Madrasah mana pun di India,” tambahnya.
Akbar sebelumnya mengatakan, saat ia duduk di bangku kelas IV salah satu Madrasah di wilayah Wayanad, ia dianiaya oleh ustad saat itu.
“Madrasah itu dijalankan oleh Kanthapuram Musliyar. Jika Musliyar berkenan mendalami permasalahan tersebut, saya siap memberikan detailnya kepada ustad,” kata Akbar.
Akbar menuding sang ustad melakukan eksploitasi seksual terhadap setiap siswa di kelasnya.
“Eksploitasi seksual terhadap anak di Madrasah masih terjadi. Tapi tidak ada seorang pun yang siap menentangnya karena takut. Ketika pemimpin seperti Kanthapuram Musliyar memimpin sistem pendidikan madrasah di Kerala, siapa yang berani mengadu kepada seorang ustad,” tambahnya.
LUCKNOW: Seorang ulama di Lucknow pada hari Senin menolak klaim sutradara film Malayalam Ali Akbar bahwa seorang ‘ustad’ (master) telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. “Saya menolak tuduhan sutradara film Malayalam. Saya melihat ini sebagai konspirasi untuk mencemarkan nama baik lembaga Islam, karena harus diingat bahwa di lembaga Islam ini penekanannya adalah pada disiplin dan pendidikan akhlak. Saya kira itu konspirasi untuk mempengaruhi citra positif Madrasah-madrasah ini,” kata Khalid Rashid Firangi Mahali kepada ANI. “Saya sangat ingin mengatakan bahwa tidak ada pelecehan seksual di Madrasah mana pun di seluruh India,” tambahnya.googletag.cmd.push (function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’) ; );Akbar sebelumnya mengatakan, saat ia duduk di bangku kelas IV di salah satu Madrasah di Kabupaten Wayanad, ia dianiaya oleh ustad saat itu. “Madrasah itu dikelola oleh Kanthapuram Musliyar. Jika Musliyar bersedia mendalami masalah ini, saya siap memberikan detail ustadnya,” kata Akbar Akbar yang menuduh ustad telah melakukan eksploitasi seksual terhadap setiap siswa di kelasnya. “Eksploitasi seksual terhadap anak di madrasah masih terjadi. Tapi tidak ada seorang pun yang siap menentangnya karena takut. Ketika pemimpin seperti Kanthapuram Musliyar memimpin sistem pendidikan madrasah di Kerala, siapa yang berani mengadu kepada seorang ustad,” tambahnya.