Apa isi peraturan tersebut?

Pemerintah negara bagian telah diberi opsi untuk menyelenggarakan ujian masuk mereka sendiri pada tahun ajaran ini. Mereka juga dapat memilih National Eligibility-cum-Entrance Test (NEET) untuk mengisi kursi UG. Untuk kursus PG, yang ujiannya akan diadakan pada bulan Desember, semua penerimaan akan dilakukan secara wajib melalui NEET saja. Perguruan tinggi kedokteran swasta di seluruh negeri kini berada di bawah lingkup NEET. Namun di perguruan tinggi swasta, kuota yang disediakan pemerintah negara bagian dapat diisi melalui daftar negara bagian.

Apa kata Mahkamah Agung?

Mahkamah Agung mengatakan penerimaan medis tahun 2016-17 hanya akan dilakukan melalui NEET. Pengadilan menolak memberikan pengecualian apa pun kepada institusi medis negara bagian atau swasta, minoritas atau lainnya. Namun, pengadilan mengatakan mereka yang telah mengajukan permohonan NEET Tahap-I tetapi tidak dapat mengikuti tes pada tanggal 1 Mei, dan mereka yang tidak berhasil dalam Tahap-I, dan bersedia untuk membatalkannya, dapat mengikuti ujian tahap kedua. , yang akan diadakan pada 24 Juli.

Apa artinya ini bagi siswa?

Niat dan dampak NEET sangat bervariasi. Perintah Mahkamah Agung ini didasarkan pada niat untuk menciptakan kesetaraan bagi semua calon dokter di seluruh negeri. NEET bertujuan untuk menghadirkan transparansi di sektor pendidikan kedokteran dengan membuat daftar siswa yang layak di seluruh India, serupa dengan ujian masuk IIT dan IIM. Langkah ini juga akan membatasi penjualan kursi yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi.

Namun penerapan NEET dalam waktu dekat hanya akan menciptakan lebih banyak kesenjangan di negara-negara seperti Tamil Nadu. NEET akan memaksa siswa yang lulus tahun ini untuk mengikuti ujian masuk yang dilakukan berdasarkan silabus CBSE dalam bahasa Inggris dan Hindi. Beberapa calon yang belajar dengan silabus dewan negara bagian atau dengan bahasa Tamil sebagai bahasa pengantar akan dirugikan.

Ada 222 perguruan tinggi kedokteran swasta di India.

Mereka memiliki total 26.835 kursi, setengahnya diserahkan kepada pemerintah negara bagian.

Kebijakan mengenai kursi kuota pengelolaan berbeda-beda di setiap negara bagian. Di Tamil Nadu, misalnya, biaya sekolah ditetapkan antara E2,80 lakh hingga E3 lakh tergantung pada infra fasilitasnya.

Perkiraannya adalah biaya kursi medis di negara-negara makmur bervariasi antara D60 lakh dan D1 crore.

Di negara-negara yang lebih terbelakang, harganya lebih rendah, sekitar D30-50 lakh per kursi.

15 persen kursi diperuntukkan bagi NRI di perguruan tinggi swasta. Itu berarti lebih dari 2.000 kursi menurut perkiraan paling konservatif. Kursi-kursi ini memiliki tarif yang jauh lebih tinggi.

Jadi, sekitar 11,405 kursi perguruan tinggi swasta dijual dengan harga rata-rata D70 lakh per siswa sebesar D7,983 crore.

Jika seorang mahasiswa NRI membayar sekitar satu crore untuk mendapatkan 15 persen kursi, jumlah totalnya akan menjadi sekitar D2,012 crore.

Selain itu, terdapat 24.196 kursi PG, dimana hampir 10.000 di antaranya berada di sektor swasta. Jumlah kursi ini lebih sedikit sehingga lebih banyak permintaannya. Dari D1 crore, harganya naik tergantung perguruan tinggi dan spesialisasi.

Dengan rata-rata D1 crore per kursi PG, kategori ini saja secara konservatif akan menghasilkan sekitar D 10.000 crore.

situs judi bola online