NEW DELHI: Nasib sidang anggaran yang dimulai pada tanggal 23 Februari sudah pasti. Bahkan BJP yang berkuasa tahu bahwa badai politik yang terjadi saat ini terkait agitasi JNU dan reservasi Jat pada akhirnya akan membuat partai yang berkuasa dan oposisi saling berselisih, sehingga menghalangi urusan legislatif di kedua DPR.

Tampaknya, penanganan krisis JNU yang tidak tepat dan respons yang dilakukan setelahnya membantu menyatukan partai-partai oposisi. Menyusul protes yang berkepanjangan, NDA memutuskan untuk fokus pada undang-undang paling penting yang diharapkan dapat disahkan.

Catatan pemerintah untuk sesi anggaran, yang diperoleh Express, menunjukkan kekhawatirannya dengan hanya 15 RUU, termasuk GST dan Real Estat, yang menjadi prioritas utama saat ini.

Lebih dari 30 RUU yang diajukan oleh berbagai kementerian telah ditempatkan dalam kategori ‘prioritas paling rendah’. Perundang-undangan yang berkaitan dengan Kementerian Kesehatan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Urusan Korporat, Pertanian, Lingkungan Hidup dan Luar Negeri termasuk dalam kategori ‘prioritas paling rendah’. Korban terbesar dari gangguan yang diperkirakan adalah 14 undang-undang yang dirancang oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan, yang semuanya berada dalam kategori ‘prioritas paling rendah’.

Namun, pemerintah menaruh harapan besar terhadap undang-undang yang memungkinkan reformasi ekonomi, seperti RUU Pajak Barang dan Jasa (Amandemen Seratus Dua Puluh Dua), yang perlu disahkan di Rajya Sabha. Pemerintah juga berupaya agar RUU Properti (Peraturan dan Pembangunan) disahkan. Kementerian Perumahan dan Pengentasan Kemiskinan Perkotaan telah memasukkan amandemen yang disarankan oleh Komite Pemilihan Rajya Sabha. RUU tersebut bertujuan untuk membentuk Otoritas Pengatur Real Estat untuk mengatur dan mempromosikan sektor real estat, untuk melindungi kepentingan konsumen.

Catatan pemerintah menyatakan bahwa dua RUU Kementerian Penerbangan Sipil – RUU Anti Pembajakan dan RUU Transportasi Udara – masuk dalam ‘daftar prioritas’. RUU Anti-Pembajakan, yang mencakup hukuman mati bagi pembajak, sedang menunggu keputusan di Majelis Tinggi sementara RUU Pengangkutan Udara menunggu keputusan di Majelis Rendah.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara memutuskan untuk tidak melanjutkan RUU Pencegahan Suap Pejabat Publik Asing, namun menempatkan RUU Perlindungan Pelapor (Amandemen) dalam daftar prioritas. RUU tersebut, yang disahkan oleh Lok Sabha pada bulan Mei lalu, berupaya untuk memperkuat perlindungan terhadap pengungkapan informasi, yang dapat berdampak buruk terhadap kedaulatan dan integritas negara serta keamanan negara.

judi bola terpercaya