Gambar hanya untuk tujuan representasi, ternak terlihat di kandang sapi yang dikelola oleh Paroki Hindu Vishwa yang miskin, (Reuters)

Singh mengatakan Jammu dan Kashmir memiliki undang-undang yang melarang penjualan daging sapi dan penyembelihan sapi.

KATHUA: Pemerintah Jammu dan Kashmir berkomitmen untuk melaksanakan perintah Pengadilan Tinggi negara bagian yang melarang penjualan dan penyembelihan sapi, kata Wakil Ketua Menteri Nirmal Singh hari ini, sambil menuduh kelompok separatis dan partai politik oposisi mengomunikasikan seluruh masalah ini.

“Koalisi BJP-PDP berkomitmen untuk menerapkan perintah Pengadilan Tinggi Jammu dan Kashmir terhadap penjual daging sapi dan penyembelih sapi. Kelompok separatis dan partai-partai oposisi arus utama berusaha untuk mengomunikasikan seluruh masalah ini,” kata Singh kepada wartawan di sini hari ini.

Ia menuduh oposisi Konferensi Nasional dan Kongres mencoba mempolitisasi masalah ini dengan mengubahnya menjadi kontroversi bahkan setelah ada arahan dari Mahkamah Agung.

Singh mengatakan Jammu dan Kashmir memiliki undang-undang yang melarang penjualan daging sapi dan penyembelihan sapi. “Karena sudah ada perintah dari Mahkamah Agung, maka untuk melaksanakan undang-undang yang sudah ada akan dilaksanakan secara literal dan spirit,” ujarnya.

“Meskipun kami memahami ideologi orang-orang Hurriyat, namun anggota Kongres dan Konferensi Nasional juga mengkomunalisasikannya,” kata Singh.

Dia mengatakan partai-partai oposisi harus memahami bahwa Jammu dan Kashmir adalah negara sekuler di mana umat Hindu-Muslim, Sikh dan Buddha juga tinggal dan sentimen keagamaan mereka harus dijaga.

“Penyembelihan sapi dilarang sejak masa Maharaja Ranjit Singh dan berlanjut hingga Maharaja Gulab Singh hingga Hari Singh,” katanya.

Wakil Ketua Menteri mengatakan bahwa larangan tersebut tetap berlaku selama 67 tahun terakhir dan belum dicabut oleh pemerintahan berturut-turut di negara bagian tersebut mulai dari Sheikh Mohammed Abdullah hingga Omar Abdullah.

“Sekarang Munas keberatan dengan pelarangan penyembelihan daging sapi dan sapi,” ujarnya

Singh menuduh Konferensi Nasional “menghasut” nafsu masyarakat dengan mencoba “memecah belah” mereka menurut garis agama.

Saat berbicara tentang krisis listrik di negara bagian tersebut, Wakil Ketua Menteri mengatakan bahwa pemerintah negara bagian sedang menghadapi kekurangan pendapatan dari listrik.

“Kami hanya mengumpulkan 39 paise dari pasokan listrik senilai Rs satu rupee karena sisa listrik dicuri,” katanya.

Dia mengatakan negara bagian memiliki tanggung jawab sebesar Rs 35 crore dari pemerintahan Kongres NC sebelumnya untuk perbaikan trafo di negara bagian tersebut.

“Kami berusaha meminimalkan krisis listrik dan akan mendirikan bengkel perbaikan trafo baru,” katanya. PTI

pragmatic play