THANE: Penipuan call center bernilai jutaan dolar diduga telah merenggut nyawa seorang wanita lanjut usia Amerika, yang diancam setelah dia menolak untuk memenuhi tuntutan karyawan call center yang menyamar sebagai pejabat pendapatan AS.

Menurut Komisaris Polisi Thane Param Bir Singh, yang berjasa mengungkap raket tersebut, tim investigasi mendapatkan informasi penting ketika memindai hard drive catatan panggilan.

Warga negara Amerika yang tidak disebutkan namanya diyakini telah meninggal setelah diduga menderita stroke setelah mendapat panggilan ancaman dari seorang karyawan, kata Singh kepada media di sini kemarin tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Peristiwa itu terungkap dari rekaman panggilan di mana anak perempuan tersebut terdengar menganiaya penelepon atas kematian ibunya.

Tim investigasi sedang mencoba melacak panggilan tersebut (tempat dan waktu) dan memperbaiki karyawan yang bersangkutan setelah itu polisi kemungkinan akan mengajukan tuntutan tambahan terhadap terdakwa berdasarkan pasal 304 IPC, katanya.

Para penelepon biasanya meminta rincian keuangan dan perbankan dari warga AS dan jika para korban menolak informasi tersebut, mereka diduga akan mengancam mereka dengan konsekuensi serius, termasuk tindakan hukum dan hukuman.

Penipuan itu terungkap setelah polisi kota menggerebek tiga call center pada Selasa malam, yang dioperasikan secara ilegal di lokasi Hari Om IT Park, Universal Outsourcing Services dan Oswal House di kawasan Mira Road di distrik Thane.

Para penelepon biasa menelepon orang-orang di AS dan menipu mereka setelah berbicara dalam aksen Amerika dengan berpura-pura menjadi pejabat Dinas Pendapatan Internal AS.

Menurut polisi, beberapa pegawai call center mendapat penghasilan hingga Rs 1 lakh per bulan sebagai hadiah dari operator pemeras karena membuat warga AS mengeluarkan uang.

Para karyawan sepenuhnya dilatih dalam aksen Amerika dan diberi SOP serta lembar panggilan yang menjadi dasar mereka menelepon ‘yang mangkir pajak’.

Mereka biasanya melakukan setidaknya 100 panggilan telepon sehari, 10-15 panggilan akan terealisasi dan dari 3-4 orang tersebut akan melakukan pembayaran di bawah ancaman dari penjahat, kata polisi.

Omset harian pusat-pusat panggilan ini dikatakan mendekati Rs 1 crore hingga Rs 1,50 crore, dan omset tahunannya bisa jauh di atas Rs 300 crore.

Selain menangkap 70 orang, polisi Kashimira mendakwa 630 orang lainnya berdasarkan pasal IPC 384 (pemerasan), 419 (menipu dengan menyamar), 420 (menipu) dan berdasarkan pasal terkait UU IT dan UU Telegraf India.

Polisi juga menebar jaring dengan menangkap 12 terdakwa yang melarikan diri dalam kasus tersebut, termasuk dua direktur Universal Outsourcing Services yaitu Tapan Gupta dan Arjun Vasu. Pihaknya juga sedang dalam proses menelusuri jejak uang, serta menentukan jumlah penipuan.

Seluruh 70 orang yang ditangkap sejauh ini berada dalam tahanan polisi hingga 10 Oktober.

Result SGP