NEW DELHI: Kongres hari ini menganggap Perdana Menteri Narendra Modi sebagai “air mata buaya” yang menyatakan kesedihan atas bunuh diri Rohith Vemula dan mengatakan dia gagal mengucapkan sepatah kata pun tentang tindakan apa pun terhadap menteri Persatuan, Smriti Irani dan Bandaru Dattatreya.
“Kami semua menghormati Perdana Menteri. Kami dengan rendah hati mengatakan bahwa meneteskan air mata buaya tidak akan mengembalikan Rohith Vemula atau melakukan keadilan” terhadap situasi yang timbul dari bunuh diri sarjana dalit di Universitas Hyderabad, kata ketua juru bicara partai, Randeep Surjewala, mengatakan kepada wartawan.
Mengutip menteri MRD sebagai “pelaku terbesar” dalam kasus ini, dia mengatakan perdana menteri telah “mengecewakan” seluruh negara dengan “tidak mengatakan sepatah kata pun tentang tindakan disipliner, tindakan hukum apa pun” terhadap Irani dan Dattatreya.
“Perdana menteri tidak memberikan harapan terhadap tindakan nyata dengan tidak memecat Irani, Dattatreya dan wakil rektor,” katanya, seraya menambahkan bahwa “meneteskan air mata buaya atau menjadi sentimental” tidak membantu mengatasi masalah ketidakadilan dan tidak mengatasi kaum Dalit. .
Dia memilih Irani untuk diserang dan menyesalkan bahwa “orang yang bersalah tidak punya waktu untuk pergi ke Universitas dan bertemu ibu dan kerabat Rohith”.
Dengan tuduhan bahwa pemerintah melindungi anggota ABVP dan kelompok lain yang dikenal anti-Dalit, ia ingin perdana menteri meminta maaf kepada pemuda Dalit karena tidak melindungi mereka.
Tanggapan tajam Surjewala terjadi setelah Perdana Menteri memecah keheningannya mengenai masalah ini di Lucknow dan mengungkapkan kesedihannya atas bunuh diri tersebut.
Pemimpin Kongres juga menolak keputusan Kementerian HRD untuk membentuk komisi yudisial dan program orientasi.
“Ini adalah upaya kikuk untuk mengesampingkan isu-isu mendasar yang mengarah pada bunuh diri Rohith Vemula di Universitas Pusat Hyderabad,” katanya.
Pemimpin senior Kongres lainnya, Kapil Sibal, melalui Twitter menyerang Perdana Menteri mengenai masalah ini.
“Terlalu sedikit terlambat, Tuan Modi. Jika Anda merasakan kepedihan seorang ibu, tunjukkan bagaimana Anda akan memperbaikinya mengingat perilaku para menteri Anda,” cuitnya.
Dalam pengarahan kongres sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai, Mukul Wasnik, mengkritik tindakan pemerintah terkait masalah ini.
“Untuk menambah bahan bakar ke dalam api dan meremehkan ingatan Rohith, Wakil Rektor Appa Rao, alih-alih dipecat, malah ditunjuk sebagai Penjabat Ketua ‘Dewan Nasional Lembaga Pedesaan’ oleh Kementerian MRD,” katanya.