LUCKNOW: Keluarga pemimpin BJP yang digulingkan Dayashankar Singh hari ini mengajukan FIR terdaftar terhadap Mayawati dan beberapa pemimpin BSP lainnya karena diduga menggunakan bahasa kotor terhadap mereka selama protes publik mereka di sini.
Tetra Devi, ibu dari Dayashankar yang memicu kontroversi dengan pernyataan meremehkannya yang mempertanyakan karakter Mayawati, mengajukan pengaduan terhadap para pemimpin BSP karena mengangkat slogan-slogan yang “merendahkan” pada rapat umum partai di Lucknow kemarin, kata polisi.
Berdasarkan pengaduan tersebut, FIR diajukan terhadap kepala BSP Mayawati, presiden unit negara Ram Achal Rajbhar, sekretaris jenderal nasional Naseemuddin dan sekretaris nasional Mevalal selain pekerja yang tidak diketahui, kata polisi.
FIR telah terdaftar berdasarkan pasal 120B (hukuman untuk konspirasi kriminal), 153 A (promosi permusuhan antar kelompok yang berbeda), 504 (penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk melanggar perdamaian), 506 (hukuman untuk intimidasi kriminal) dan 509 (kata, isyarat atau tindakan yang menghina kesopanan perempuan) dari IPC, kata polisi.
“Kami sekarang akan menuntut penangkapan para pemimpin BSP yang melanggar batas dalam melakukan pelecehan dan mempermalukan anggota keluarga perempuan,” kata keluarga Dayashankar.
FIR diajukan terhadap Dayashankar Singh dua hari lalu berdasarkan pengaduan yang diajukan oleh Mevalal.
Dia mengatakan bahwa “Mayawati menghancurkan impian Kanshi Ram. Mayawati menjual tiket seperti… Tetra Devi menemui polisi Hazratganj pada hari sebelumnya dan mengajukan pengaduan bahwa dia, putrinya, menantu perempuan dan cucunya adalah dianiaya oleh orang-orang BSP yang diduga melontarkan slogan-slogan yang menghina selama protes.
“Ada upaya untuk menghasut kekerasan dan kerusuhan selama protes dengan menyoroti perbedaan kasta”, katanya dalam pengaduan tersebut, dan menambahkan bahwa slogan-slogan dalam protes tersebut sama dengan kemarahan terhadap kesopanan seorang perempuan. Dia mengatakan bahwa setelah slogan tersebut dilontarkan selama protes, putri Singh yang berusia 12 tahun terkejut.
Ia juga mengaku sepertinya ada konspirasi untuk melenyapkan putranya.
Keluarga Singh menuntut agar para pemimpin BSP dihukum dengan persyaratan yang lebih ketat karena mereka diduga melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur dalam pilihan kata-kata mereka.
Istri Singh, Swati Singh, sebelumnya mengatakan, “Suami saya terjun ke dunia politik namun kami tidak memiliki koneksi politik namun para pekerja BSP menganiaya semua perempuan di keluarga tersebut dalam sebuah protes publik.
Swati menuding keluarganya tidak perlu terseret ke dalam kontroversi tersebut.