Layanan Berita Ekspres

SRINAGAR: Konferensi Nasional oposisi (NC) pada hari Minggu memilih kembali Farooq Abdullah sebagai presiden partai dan mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemulihan otonomi di Jammu dan Kashmir dalam bentuk aslinya.

NC mengadakan konferensi delegasi di Stadion Kriket Sheri Kashmir di sini hari ini. Konferensi para delegasi diadakan setelah jeda selama 15 tahun. Konferensi serupa terakhir diadakan pada tahun 2002.

Konferensi tersebut dengan suara bulat memilih kembali Farooq Abdullah, yang merupakan anggota parlemen dari Srinagar, sebagai presiden partai tersebut.

Saat mengumumkan keputusan partai tersebut, putra Farooq dan mantan Ketua Menteri J&K Omar Abdullah mengatakan Farooq sahib telah terpilih kembali sebagai presiden partai.

Dia mengatakan Farooq tidak tertarik untuk terus menjabat sebagai presiden partai. “Namun, partai ingin dia melanjutkan. Dia adalah seorang politisi senior dan kami masih ingin dia melanjutkan tanggung jawab ini”.

Farooq (88) telah menjadi presiden NC sejak tahun 1981 kecuali untuk periode tujuh tahun dari tahun 2002 hingga 2009.

Pada konvensi delegasi partai terakhir pada tahun 2002, Farooq menyerahkan tanggung jawab partai kepada putranya, Omar.
Namun, Omar mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2009 setelah mengambil alih jabatan menteri utama pemerintahan koalisi NC-Kongres di negara bagian tersebut. Pada bulan Januari 2009, Farooq terpilih kembali sebagai presiden partai dan terus memegang posisi tersebut sejak saat itu.

Berbicara pada kesempatan tersebut, Farooq berkata, “Saya semakin tua dan tidak ingin terus menjabat sebagai presiden partai. Para dokter di dunia sejauh ini belum mampu merancang suntikan untuk membalikkan penuaan.”

Dia mengatakan partainya bersikeras agar dia terus menjabat sebagai presiden dan dia akan terus memikul tanggung jawab.

“Namun, pada akhirnya Omar harus mengambil alih tanggung jawab tersebut,” tambah Farooq, yang pernah menjabat sebagai menteri utama negara tersebut sebanyak tiga kali.

Partai tersebut juga mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemulihan otonomi J&K dalam bentuk aslinya, sebagaimana diabadikan dalam Konstitusi India.
“Kami akan terus mengupayakan pemulihan otonomi dan pengembalian Pasal 370 ke bentuk aslinya yang murni. Kami mengutuk keras suara-suara yang memecah belah, yang menentang jaminan kedaulatan konstitusional yang diberikan kepada rakyat negara,” bunyi resolusi tersebut.

Otonomi adalah bagian utama NC dan pada tahun 2000 Majelis J&K mengeluarkan resolusi otonomi tetapi pemerintahan Atal Bihari Vajpayee saat itu menolak resolusi tersebut.

“Pemulihan otonomi adalah satu-satunya solusi terhadap masalah Kashmir. Pemerintah pusat telah mengikis otonomi kami dan harus mengembalikan otonomi tersebut ke bentuk aslinya,” kata Farooq.

“Jika Anda ingin memenangkan sidang kami, kembalikan otonomi kami,” katanya.

Merujuk pada Pandit Kashmir, yang bermigrasi dari Kashmir setelah pecahnya militansi di negara bagian tersebut, presiden NC mengatakan bahwa Pandit tersebut tidak diusir oleh warga Kashmir tetapi oleh gubernur negara bagian tersebut, Jagmohan.

“Dia mengatakan kepada mereka bahwa saya akan mengakhiri militansi dalam beberapa bulan dan Anda akan kembali lagi nanti. Namun, bahkan setelah 28 tahun berlalu, dia tidak memastikan bahwa mereka kembali ke Lembah,” katanya.

Farooq menyuruh Pandits berterima kasih kepada masyarakat Jammu yang telah menerima dan memberi ruang kepada mereka.

Menggambarkan klaim Pandit sebagai tanah air sebagai hal yang menggelikan, dia berkata, “Jika mereka harus tinggal di Kashmir, mereka harus tinggal bersama kami.”

“Saya memberi tahu Pandits bahwa Anda tidak akan diselamatkan oleh tentara atau polisi India, tetapi oleh Muslim Kashmir,” tambahnya.

Menyinggung wakil presiden BJP dan tokoh partai di Kashmir Ram Madhav, Farooq berkata, “Ram Madhav mama bana hua hai kashmir ka (Ram Madhav bermain cerdas di Kashmir).

Dia mengatakan Madhav tidak memahami Kashmir.

Dalam kesempatan tersebut, Omar mempertanyakan pemerintah pusat yang menunjuk mantan kepala intelijen Dineshwar Sharma sebagai lawan bicara mengenai Kashmir padahal pemerintah pusat bahkan belum siap untuk memberikan otonomi kepada negara tersebut.

Dia mengatakan para pemimpin BJP menangis serak atas deklarasi otonomi Chidambaram kepada J&K.

“Ketika PMO MoS Jitendra Singh berpikir tidak ada masalah Kashmir, apa asyiknya mengirim teman bicara ke Kashmir. Dengan pernyataan berbeda dari para menteri BJP, masyarakat di Kashmir menjadi bingung tentang peran lawan bicaranya,” katanya, seraya menambahkan, “Bahkan Shama pun akan bingung tentang peran apa yang dia miliki”.

NC juga mengimbau India dan Pakistan untuk memulai proses dialog yang berkesinambungan, berkesinambungan dan komprehensif untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan antara kedua negara.

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

Pengeluaran Sidney