VARANASI: Ia lahir di kampus BHU di kamar VC dan pendiri Mahamana Madan Mohan Malviya. Cucu pendiri BHU, Hakim Giridhar Malviya, menjalani kehidupannya di kampus sebagai mahasiswa sebelum pindah ke Allahabad untuk praktek hukum di Pengadilan Tinggi. BHU benar-benar ada pada jiwa dan raganya. Insiden kekerasan baru-baru ini menyakitinya…
Menurut Anda, apakah nilai-nilai yang mendasari BHU dijunjung tinggi dengan serius?
Universitas ini didirikan dengan misi yang sangat jelas untuk menjadikannya universitas India murni yang akan menjadi gudang nilai-nilai moral dan tradisi India. Hal ini juga didasarkan pada prinsip sistem Gurukul lama dimana hubungan guru dan cendekiawan akan tetap terjaga. Oleh karena itu, para guru dan siswa tampil bersama di kampus.
Bagaimana tanggapan Anda terhadap dugaan bias gender di kampus?
Mahamana ji selalu mengharapkan kedisiplinan dari semua muridnya. Dia tidak pernah menganjurkan peraturan yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan dan selalu mempromosikan kesetaraan dan kesetaraan gender di kampus. Ketika orang-orang menentang gagasannya untuk mendirikan Mahila Mahavidyalay, dia mengatakan biarkan anak perempuan menjadi bagian dari arus utama sosial dan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Bagaimana cara menyikapi bias menu makanan anak perempuan dan laki-laki?
Pada masa Mahamana dan bahkan setelahnya, BHU dulunya dianggap sebagai tempat yang sangat saleh. Jadi, bahkan saat ini makanan non-vegetarian tidak boleh disajikan di kampus. Dia selalu merekomendasikan makanan Satvik – sederhana, sehat dan benar-benar bebas rempah-rempah, bawang merah dan bawang putih – kepada siswa sebagai brahmcharis sampai mereka menyelesaikan pelatihan mereka. Karena menurut Gita, pikiran dan perilaku dipandu oleh jenis makanan yang kita makan. Hal ini akan meningkatkan kekuatan otak, menjadikan pikiran konstruktif, merasakan Mahamana. Jadi makanannya tidak boleh non-vegetarian untuk anak laki-laki dan vegetarian untuk anak perempuan. Ini harus menjadi vegetarian universal untuk semua orang. Saya juga mengangkat masalah ini ke PM. Namun sayangnya saat ini sedang disajikan. Mahamanaji pernah mendenda seorang siswa sebesar Rs 1 karena menemukan bawang di kamarnya.
Keluhan kesenjangan komunikasi antara administrasi dan mahasiswa?
Mahamana rutin berkeliling kampus pada hari-hari itu, tidak seperti para wakil rektor saat ini yang hanya mengurung diri di ruangan ber-AC. Dia terus-menerus berhubungan dengan para siswa yang menanyakan tentang kesejahteraan dan masalah mereka. Insiden malang yang diasumsikan memiliki proporsi besar ini dapat ditangani oleh pemerintah saat itu juga demi kepuasan korban. Insiden seperti ini kini semakin meningkat.