SRINAGAR: Ketika berita menyebar pada awal Juli bahwa pasukan India telah membunuh seorang komandan kelompok pemberontak terbesar di Kashmir yang karismatik, reaksi publik terjadi secara spontan dan sangat besar. Puluhan ribu pemuda yang marah keluar dari rumah mereka di kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah Himalaya, melemparkan batu dan bentrok dengan tentara India.

Pemberlakuan jam malam yang ketat dan serangkaian pemadaman komunikasi gagal menghentikan para pengunjuk rasa, yang menginginkan diakhirinya pemerintahan India di Kashmir, bahkan ketika penduduknya berjuang dengan kekurangan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lain untuk mengatasinya. Bentrokan tersebut, yang sebagian besar pengunjuk rasa melemparkan batu dan pasukan pemerintah membalas dengan peluru dan peluru senapan, menyebabkan lebih dari 60 warga sipil dan dua polisi tewas. Ribuan warga sipil terluka dan ratusan anggota dari berbagai pasukan keamanan pemerintah.

Bentrokan terjadi di setidaknya 20 tempat pada hari Jumat setelah pasukan pemerintah menembakkan gas air mata dan senapan untuk menghentikan pengunjuk rasa yang mencoba berbaris di jalan-jalan utama. Namun kemarahan warga Kashmir terhadap pemerintahan India bukanlah hal baru. Wilayah pegunungan yang indah ini hanya mengalami sedikit konflik sejak tahun 1947, ketika pemerintahan Inggris di anak benua tersebut berakhir dengan berdirinya India dan Pakistan.

___

BAGIAN BERAKAR DALAM BAGIAN

Pada tahun 1947, kerajaan Jammu dan Kashmir diminta bergabung dengan India atau Pakistan. Namun Maharaja Hari Singh, penguasa Hindu yang tidak populer di wilayah mayoritas Muslim, ingin tetap merdeka. Namun, pemberontakan bersenjata lokal yang berkobar di berbagai wilayah Kashmir, bersamaan dengan serangan oleh suku dari barat laut Pakistan, memaksa Singh untuk mencari bantuan dari India, yang menawarkan bantuan militer dengan syarat kerajaan tersebut bersekutu dengan India. Penguasa menerima tetapi bersikeras bahwa Kashmir tetap menjadi negara otonom dalam persatuan India, dengan India menjalankan urusan luar negeri, pertahanan dan telekomunikasi.

Militer India memasuki wilayah tersebut segera setelah itu, dengan serangan suku yang memulai perang pertama dari dua perang antara India dan Pakistan terkait Kashmir. Perang pertama berakhir pada tahun 1948 dengan gencatan senjata yang ditengahi PBB. Namun demikian, Kashmir terbagi di antara kedua negara muda tersebut berdasarkan Garis Kontrol yang sangat termiliterisasi, dengan janji referendum yang disponsori PBB di masa depan.

___

INDIA DAN PAKISTAN BERPERANG ATAS KASHMIR

Di Kashmir yang dikuasai India, banyak yang melihat transisi ini hanya sekedar peralihan kekuasaan dari raja mereka yang beragama Hindu ke India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Ketidakpuasan warga Kashmir terhadap India mulai terjadi ketika pemerintah India berturut-turut melanggar pakta otonomi Kashmir. Pemerintah daerah digulingkan satu demi satu, dan sebagian besar gerakan damai melawan pemerintahan India ditindas dengan keras.

Pakistan sudah sering mengangkat perselisihan Kashmir di forum internasional, termasuk di PBB. Sementara itu, India mulai menyebut wilayah tersebut sebagai bagian integral negaranya dan bersikeras agar anggota parlemen Kashmir meratifikasi aksesi ke New Delhi. Ketika kebuntuan berlanjut, India dan Pakistan kembali berperang pada tahun 1965, dengan sedikit perubahan di lapangan. Beberapa putaran perundingan menyusul, namun kebuntuan terus berlanjut.

___

KAMPANYE POLITIK GAGAL, ​​TERJADI PEMBERONTAKAN

Pada pertengahan tahun 1980-an, kelompok politik pembangkang di Kashmir yang dikuasai India bersatu untuk mengikuti pemilihan dewan negara bagian. Front Persatuan Muslim dengan cepat muncul sebagai kekuatan yang tangguh melawan elit politik Kashmir yang pro-India. Namun, Front Persatuan kalah dalam pemilu tahun 1987, yang diyakini secara luas telah dilakukan kecurangan. Reaksi publik yang kuat pun menyusul. Beberapa aktivis muda Front Persatuan menyeberang ke Kashmir yang dikuasai Pakistan, tempat militer Pakistan mulai mempersenjatai dan melatih kaum nasionalis Kashmir. Pada tahun 1989, Kashmir terlibat dalam pemberontakan besar-besaran.

India mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah yang sudah sangat termiliterisasi. Sebagai tanggapan, ribuan warga Kashmir bersenjata kembali dari wilayah yang dikuasai Pakistan dan melakukan serangan berdarah terhadap pasukan keamanan India dan politisi Kashmir yang pro-India. Tentara India, yang diberi wewenang dengan undang-undang darurat yang memberi mereka impunitas hukum, melakukan tindakan keras militer yang brutal, membuat warga Kashmir kelelahan dan trauma. Lebih dari 68.000 orang telah terbunuh sejak saat itu.

___

PENGARUH AS, MILITER INDIA MUNGKIN MENYEBUT PEMBERONTAKAN KASHMIRI

Pemberontak Kashmir mengalami kemunduran besar setelah 9/11, ketika Amerika menekan Pakistan untuk mengekang para militan. Sejak saat itu, sebagian besar pasukan India telah menumpas militansi, meskipun tuntutan populer akan “azadi” – kebebasan – tetap mengakar dalam jiwa warga Kashmir. Dalam satu dekade terakhir, kawasan ini telah mengalami transisi dari pemberontakan bersenjata ke pemberontakan tidak bersenjata, dengan puluhan ribu warga sipil berulang kali turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan India, yang seringkali berujung pada bentrokan antara warga yang melemparkan batu dan tentara India. Protes biasanya ditindas dengan kekerasan, yang seringkali mengakibatkan kematian.

___

PERJUANGAN AGAMA, KEKERASAN TERBARU

Pada tahun 2008, keputusan pemerintah – yang kemudian dicabut – untuk mengalihkan lahan ke tempat suci Hindu di Kashmir memicu protes pada musim panas. Tahun berikutnya, dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap dua perempuan muda oleh pasukan pemerintah memicu kekerasan baru. Pada tahun 2010, pemicu protes adalah penyelidikan polisi atas tuduhan bahwa tentara menembak mati tiga warga sipil, kemudian melakukan baku tembak palsu untuk membuat korban tewas tampak seperti militan untuk meminta imbalan atas pembunuhan tersebut. Selama tiga tahun tersebut, ratusan ribu pemuda dan pemudi turun ke jalan, melemparkan batu dan menghina pasukan India. Setidaknya 200 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka ketika tentara menembaki massa, sehingga memicu protes lebih lanjut.

___

MILITANISME DI BAWAH DAN LEBIH BANYAK

Tindakan keras tersebut tampaknya mendorong banyak generasi muda Kashmir yang terpelajar, yang tumbuh menjadi radikal secara politik di tengah konflik brutal selama beberapa dekade, menjadi kelompok pemberontak bersenjata. Anak-anak muda Kashmir mulai merebut senjata dari pasukan India dan melatih diri mereka jauh di dalam hutan Kashmir. Meskipun demikian, jumlah militan tampaknya masih kecil, dan para ahli keamanan memperkirakan jumlah militan tidak lebih dari 200 orang dalam beberapa tahun terakhir.

game slot gacor