AGARTALA: India memberi listrik, mendapat internet dari B’desh
Perdana Menteri Narendra Modi pada hari Rabu meresmikan pasokan listrik 100 mw yang dikendalikan dari jarak jauh dari Tripura’ Palatana ke Bangladesh. Pada saat yang sama, Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh, menyediakan bandwidth Internet sebesar 10 GB ke India dan seluruh program dilakukan melalui konferensi video. “Di era saling ketergantungan ini, kedua negara akan semakin memperkuat hubungan mereka dan ini adalah hari yang penting bagi keduanya untuk mempromosikan cara-cara pembangunan,” kata Modi. Hasina mengatakan bahwa “hubungan antar negara semakin terkonsolidasi melalui penyediaan listrik dan bandwidth internet.” Delapan negara bagian di wilayah timur laut akan mendapatkan manfaat dari gerbang internet ketiga, kata perdana menteri.
India sedang mengembangkan vaksin untuk melawan Zika, kata WHO
Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan India merupakan salah satu negara yang telah mengembangkan vaksin virus Zika, yang sejauh ini telah menyerang 38 negara. Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan dalam pengarahan internasional mengenai penyebaran virus Zika bahwa 23 proyek sedang dikerjakan oleh 14 pengembang vaksin di Amerika Serikat, Perancis, Brazil, India dan Austria. Chan mengatakan WHO memperkirakan setidaknya beberapa proyek akan beralih ke uji klinis sebelum akhir tahun ini. Awal bulan lalu, perusahaan India Bharat Biotech mengatakan pihaknya sedang mengerjakan dua kemungkinan vaksin untuk melawan virus Zika. Soumya Swaminathan, direktur jenderal Dewan Penelitian Medis India, mengatakan badan penelitian terkemuka di negara itu telah mengundang perusahaan tersebut untuk melakukan presentasi.
Pandangan yang dicari mengenai penyediaan rincian pemohon RTI
Pusat ini telah meminta pandangan dari para pemangku kepentingan mengenai perlunya mengungkapkan data pribadi para pencari informasi melalui RTI karena hal ini dapat membahayakan nyawa mereka. Departemen Kepegawaian dan Pelatihan (DoPT) menyatakan telah memberikan dorongan kepada otoritas publik untuk secara proaktif mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga masyarakat tidak perlu mengajukan permohonan RTI untuk mencari informasi yang dimiliki oleh otoritas publik. DOPT mengundang komentar dari para pemangku kepentingan mengenai masalah ini dalam waktu 15 hari. DoPT mengatakan bahwa dengan mengingat arahan yang diberikan oleh Pengadilan Tinggi Kolkata dalam suatu kasus, otoritas publik dapat mencatat bahwa meskipun secara proaktif mengungkapkan permohonan dan banding RTI, informasi pribadi seseorang tidak boleh diungkapkan.