Oleh BERTAHUN-TAHUN

NEW DELHI: Janata Dal (United) menyambut baik larangan Presiden AS Donald Trump terhadap imigran dan pengungsi Muslim, dengan mengatakan bahwa membangun penghalang dapat membantu melawan terorisme, sambil menegaskan bahwa Pakistan adalah pusat terorisme dan bahwa keputusan tersebut dapat memberikan tekanan pada Islamabad.

“Saya pikir pembangunan penghalang ini dapat berdampak pada terorisme dan menjadi titik tekanan bagi negara-negara ini. Hal ini juga dapat mengecilkan dunia dengan cara yang baik,” kata pemimpin JD (U) Pawan Varma kepada ANI, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang dapat mempengaruhi Pakistan untuk melonggarkan hubungannya dengan memberikan dukungan dan mengintensifkan pembinaan terorisme.

Sementara itu, Partai Kongres menolak larangan Trump dan mengatakan penyelidikan harus dilakukan jika ada keraguan terhadap seseorang.

Pemimpin Kongres Shakeel Ahmed berkata: “Tetapi mengatakan bahwa semua warga negara suatu negara berbahaya adalah tidak benar. Ini adalah masalah internasional dan delegasi asing harus menyelidikinya.”

Trump kemarin menandatangani perintah eksekutif untuk menangguhkan kedatangan pengungsi dan menerapkan kontrol baru yang ketat terhadap pelancong dari tujuh negara Muslim.

Untuk memenuhi janji kampanye tahun 2016, Trump menangguhkan seluruh program pemukiman kembali pengungsi AS setidaknya selama 120 hari sementara aturan pemeriksaan baru yang ketat diberlakukan.

Dia mengatakan bahwa perintah eksekutif tersebut bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan Amerika Serikat.

Diumumkan juga bahwa tidak ada visa yang akan dikeluarkan selama 90 hari bagi migran atau pengunjung dari tujuh negara mayoritas Muslim: Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.

Namun, pengecualian akan dibuat untuk “agama minoritas”, yang berarti perlakuan yang menguntungkan bagi umat Kristen.

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

Keluaran SDY