Oleh PTI

BILASPUR: Polisi kemarin menangkap seorang direktur sebuah perusahaan farmasi yang buron sejak 2014 setelah sebuah kasus didaftarkan terhadapnya sehubungan dengan kematian 13 wanita setelah menjalani sterilisasi di kamp-kamp yang dikelola oleh pemerintah negara bagian di distrik Bilaspur.

“Rakesh Khare, salah satu dari dua direktur Kavita Pharmaceuticals di Bilaspur, telah ditangkap dari sebuah resor di bawah batas kantor polisi Koni,” kata Inspektur Polisi Tambahan Bilaspur Neeraj Chandrakar hari ini.

Rakesh diadili di hadapan pengadilan setempat kemarin, yang kemudian mengembalikannya ke tahanan yudisial, katanya.

Direktur perusahaan lainnya, Rajesh Khare, telah ditangkap, kata petugas tersebut.

Kavita Pharmaceuticals merupakan pemasok obat Ciprocin-500, yang konsumsinya diduga menyebabkan memburuknya kesehatan wanita pasca prosedur.

Pada bulan November 2014, sebanyak 137 perempuan menjalani tubektomi di kamp sterilisasi di desa Pendari dan blok Pendra di Bilaspur. Namun, 13 wanita meninggal setelah menjalani prosedur tersebut, sementara banyak lainnya jatuh sakit.

Investigasi atas kasus ini mengungkapkan bahwa obat-obatan “di bawah standar”, termasuk Ciprocin-500, diberikan kepada para perempuan di kamp, ​​​​yang menyebabkan memburuknya kesehatan mereka, kata Chandrakar.

Belakangan, penyelidikan yang dilakukan oleh berbagai laboratorium memastikan bahwa obat yang dicampur dengan racun menyebabkan kejadian tragis tersebut, katanya.

Setelah kejadian tersebut, direktur Mahawar Pharma Pvt Ltd, produsen Ciprocin, Ramesh Mahawar dan putranya Sumit ditangkap. Rajesh Khare, direktur Kavita Pharma, yang merupakan pemasok obat tersebut, juga ditangkap saat rekannya Rakesh berada di lari sejak saat itu,” tambahnya.

Rakesh Khare dan Rajesh Khare, keduanya bersaudara, telah didakwa berdasarkan pasal 304-Bagian II (pembunuhan yang disengaja bukan berarti pembunuhan), 273 (penjualan makanan atau minuman berbahaya), 272 (pemalsuan makanan atau minuman yang dimaksudkan untuk dijual), dan 120 -B (konspirasi kriminal).

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

Live HK