PANAJI: Goa akan bebas buang air besar sembarangan pada tanggal 2 Oktober tahun ini, kata Ketua Menteri Manohar Parrikar.
“Kami akan membangun 72.000 toilet di berbagai wilayah di kedua distrik (Goa Utara dan Goa Selatan) di negara bagian tersebut,” kata ketua menteri pada sebuah acara di sini kemarin.
Berbicara pada kesempatan tersebut, Parrikar menyesalkan kekurangan toilet di sejumlah panchayat desa di negara bagian tersebut.
Ketua Menteri mengatakan dia merasa “malu” atas penderitaan perempuan yang harus buang air besar di tempat terbuka karena tidak adanya toilet yang memadai di desa mereka.
“Kemarin saya berada di daerah pedesaan dan saya mulai bertanya kepada mereka tentang toilet. Saya mengetahui bahwa ada beberapa panchayat desa yang kekurangan toilet setidaknya berjumlah 100 hingga 250 orang. Jadi saya bertanya kepada mereka bagaimana dengan perempuan warga setempat. Katanya perempuan pergi ke kawasan hutan pagi-pagi sekali untuk buang air,” kata Parrikar saat berpidato di sebuah acara di sini kemarin.
Ketua menteri mengatakan dia “malu” mengetahui penderitaan perempuan di desa-desa tersebut.
“Sensitivitas saya tidak memungkinkan saya membiarkan perempuan Goa buang air besar sembarangan,” katanya.
Parrikar mengatakan pembicaraan seperti membangun infrastruktur seperti Singapura akan sia-sia sampai warga negara memiliki fasilitas dasar seperti toilet.
Ia mengatakan upaya skala penuh sedang dilakukan untuk menjadikan kedua distrik di Goa sebagai “zona bebas buang air besar terbuka”.
“Di masa lalu, pemerintah negara bagian telah membangun sekitar 1,04 lakh toilet untuk masyarakat di bawah garis kemiskinan (BPL), dimana 90 persennya digunakan sebagai ruang penyimpanan,” katanya.
PANAJI: Goa akan bebas buang air besar sembarangan pada tanggal 2 Oktober tahun ini, kata Ketua Menteri Manohar Parrikar. “Kami akan membangun 72.000 toilet di berbagai wilayah di kedua distrik (Goa Utara dan Goa Selatan) di negara bagian tersebut,” kata ketua menteri pada sebuah acara di sini kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Parrikar mengecam kekurangan toilet di sejumlah panchayat desa di negara bagian tersebut.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Ketua Menteri mengatakan dia merasa “malu” atas penderitaan perempuan yang harus buang air besar di tempat terbuka karena kurangnya toilet yang memadai di desa mereka. “Kemarin saya berada di daerah pedesaan dan saya mulai bertanya kepada mereka tentang toilet. Saya mengetahui bahwa ada beberapa panchayat desa yang kekurangan toilet setidaknya berjumlah 100 hingga 250 orang. Jadi saya bertanya kepada mereka bagaimana dengan perempuan warga setempat. Katanya perempuan pergi ke kawasan hutan pagi-pagi sekali untuk buang air,” kata Parrikar saat berpidato di sebuah acara di sini kemarin. Ketua menteri mengatakan dia “malu” mengetahui penderitaan perempuan di desa-desa tersebut. “Sensitivitas saya tidak memungkinkan saya membiarkan perempuan Goa buang air besar sembarangan,” katanya. Parrikar mengatakan pembicaraan seperti membangun infrastruktur seperti Singapura akan sia-sia sampai warga negara memiliki fasilitas dasar seperti toilet. Ia mengatakan upaya skala penuh sedang dilakukan untuk menjadikan kedua distrik di Goa sebagai “zona bebas buang air besar terbuka”. “Di masa lalu, pemerintah negara bagian telah membangun sekitar 1,04 lakh toilet untuk masyarakat di bawah garis kemiskinan (BPL), dimana 90 persennya digunakan sebagai ruang penyimpanan,” katanya.